Manusia purba
diperkirakan hidup di Kala Pleistosen. Pleistosen adalah era yang berlangsung
2.580.000 hingga 11.700 tahun yang lalu. Era pleistosen dibagi lagi menjadi
tiga yakni Pleistosen awal (lapisan bawah), Pleistosen tengah, dan Pleistosen
akhir (lapisan atas). Para peneliti menemukan berbagai fosil manusia yang hidup
di masing-masing periode itu.
Ada beberapa jenis
manusia purba yang ditemukan di Indonesia:
- 1. Meganthropus paleojavanicus
- 2. Pithecanthropus mojokertensis
- 3. Pithecanthropus erectus
- 4. Pithecanthropus soloensis
- 5. Homo soloensis
- 6. Homo wajakensis
- 7. Homo floresiensis
Manusia-manusia purba yang ditemukan di Indonesia kerap disebut sebagai Java man atau Manusia Jawa.
Berikut penjelasannya:
Meganthropus Dikutip dari Manusia Purba di Indonesia (2019), Meganthropus
pertama ditemukan oleh peneliti kelahiran Jerman-Belanda, Gustav Heinrich Ralph
von Koeningswald di Sangiran pada 1941. Fosil itu dinamai "mega"
karena ukurannya besar, paling besar dibanding fosil-fosil yang ditemukan
sebelumnya. Meganthtopus temuan von Koeningswald berasal dari masa Pleistosen
awal (lapisan bawah). Meganthropus atau kerap disebut Manusia Sangiran, adalah
manusia purba tertua yang ditemukan di Indonesia.
Rekonstruksi tengkorak Meganthropus(Scattered
Skeletons in Our Closet (2011)Rahang dan giginya besar.
Kira-kira hampir sama ukurannya dengan rahang gorila. Kemudian pada 1952,
peneliti Marks juga menemukan fosil rahang bawah Meganthropus di Sangiran dari
Pleistosen tengah. Berdasarkan umur lapisan tanah tempat penemuan, diperkirakan
fosil yang ditemukan itu berumur 1-2 juta tahun.
Meganthropus diperkirakan hidup dengan mengumpulkan makanan (food
gathering). Makanan utamanya tumbuh-tumbuhan. Sebab, mereka belum mengenal api.
Berikut ciri-ciri Meganthropus:
·
Berbadan
tegap dengan tonjolan tajam di belakang kepala
·
Bertulang
pipi tebal, dengan tonjolan kening yang mencolok
·
Tidak berdagu
·
Otot kunyah, gigi, dan rahang besar dan kuat
Dalam genus manusia,
spesies ini dinamai Meganthropus paleojavanicus, yang berarti manusia besar
tertua yang berasal dari Jawa.
Pithecanthropus
Fosil pertama
Pithecanthropus ditemukan oleh Tjokrohandojo atau Andojo yang bekerja di bawah
von Koeningswald. Andojo menemukan fosil tengkorak anak-anak di Kepuhklagen,
sebelah utara Mojokerto, Jawa Timur. Andojo awalnya mengira tengkorak itu milik
orangutan. Sehingga dinamai Pithecanthropus atau manusia kera.
Namun von Koeningswald mengenali fosil itu
sebagai tengkorak manusia purba. Fosil tersebut berasal dari Pleistosen awal
(lapisan bawah) dan dinamai Pithecanthropus mojokertensis. Jenis ini adalah
Pithecanthropus yang tertua.
Berdasarkan umur lapisan
tanah, yakni lapisan bawah dan tengah, diperkirakan Pithecanthropus hidup
antara 30.000 sampai 2 juta tahun lalu. Pithecanthropus hidup secara
berkelompok. Mereka berburu, menangkap ikan, dan mengumpulkan makanan (hunting
and food gathering). Pithecanthropus sudah menggunakan alat untuk mencari
makan. Alatnya sangat sederhana, yakni batu atau kayu yang ditemukan. Beberapa
contoh alat dari batu yang digunakan Pithecanthropus yakni kapak genggam, kapak
perimbas, kapak penetak, pahat, genggam, dan alat-alat perih. Kendati sudah
menggunakan alat, mereka belum mengolah atau memasak makanan.
Berikut ciri-ciri
Pithecanthropus:
·
Badan tegap,
tapi tidak setegap Meganthropus
·
Tinggi
badannya sekitar 165-180 sentimeter
·
Tulang rahang dan geraham kuat, bagian kening
menonjol Hidung lebar dan tidak berdagu
·
Volume otak
belum sempurna, kapasitasnya hanya 750-1.300 cc
·
Tulang atap tengkorak tebal dan berbentuk
lonjong
·
Organ pengunyah dan otot tengkuk sudah
mengecil.
·
Otot kunyah tidak sekuat Meganthropus
Makanannya masih kasar/mentah dengan sedikit pengolahan Makanannya bervariasi,
tumbuhan dan daging hewan buruan
Ada beberapa jenis
Pithecanthropus di Indonesia yakni:
- 1. Pithecanthropus mojokertensis
- 2. Pithecanthropus erectus
- 3. Pithecanthropus soloensis
Pithecanthropus mojokertensis
Anak Mojokerto, fosil anak-anak yang ditemykan
Andojo dan von Koeningswald, awalnya diragukan. Berdasarkan taju puting dan
sendi rahang bawahnya, diperkirakan fosil itu meninggal ketika berusia 5-6
tahun. Penemuan yang kontroversial ini menimbulkan perdebatan soal klasifikasi
manusia purba
von Koeningswald pun mengubah nama spesies
dari Pithecanthropus mojokertensis menjadi Homo mojokertensis.
Berikut ciri-ciri
Pithecantropus mojokertensis:
- ·
Berbadan
tegak
- ·
Mukanya menonjol ke depan
- ·
Kening tebal
- ·
Tulang pipi kuat
Pithecanthropus erectus
Pithecanthropus erectus
ditemukan oleh Eugène Dubois pada 1890 di Trinil, lembah di Bengawan Solo.
Berdasarkan lapisan tanah tempat fosil ditemukan, diperkirakan Pithecanthropus
erectus hidup 1 juta-2 juta tahun yang lalu.
Fosil yang ditemukan
saat itu berupa tulang rahang, bagian atas tengkorak, geraham, dan tulang kaki.
Setelah dikonstruksi, terlihat spesies seperti kera, namun berdiri tegak
sehingga dinamai Pithecanthropus erectus.
Ciri-ciri Pithecanthropus erectus yakni:
- ·
Berbadan
tegap dengan alat pengunyah yang kuat
- ·
Tinggi badan
berkisar 165-170 sentimeter dengan berat badan sekitar 100 kilogram
- ·
Berjalan
tegak
- ·
Makanannya masih kasar dengan sedikit
pengolahan
Pithecanthropus
soloensis Fosil manusia purba ini ditemukan von Koeningswald dan Openorth di
Ngandong dan Sangiran, tepi Bengawan Solo antara 1931 sampai 1933. Fosil yang
ditemukan berupa tengkorak dan tulang kering. Dari lapisan tanah tempat fosil
ditemukan, diperkirakan manusia purba jenis ini bertahan hidup sampai akhir
Pleistosen tengah.
Homo
Manusia purba jenis homo merupakan manusia
purba yang paling muda dibanding manusia jenis lainnya. Jenis Homo kadang
disebut sebagai Homo erectus (manusia tegak) atau Homo sapiens (manusia
cerdas). Berdasarkan usia lapisan tanah tempat fosil ditemukan, diperkirakan
jenis Homo hidup 25.000 sampai 40.000 tahun lalu.
Ciri-ciri Homo yakni:
- ·
Tinggi tubuh
130-210 sentimeter
- ·
Otak lebih berkembang dari Meganthropus dan
Pithecanthropus
- ·
Otot kunyah, gigi, dan rahang sudah menyusut
- ·
Tonjolan
kening sudah berkurang dan sudah berdagu
- ·
Tampilannya seperti orang dari ras Mongloid
dan Austramelanosoid
Ada tiga jenis Homo yang pernah ditemukan di
Indonesia yakni
- ·
Homo
soloensis,
- ·
Homo wajakensis,
dan
- · Homo floresiensis.
Homo soloensis
Fosil
ini ditemukan von Koeningswald dan Weidenrich pada 1931-1934 di lembah Bengawan
Solo. Temuannya berupa tengkorak. Dari volume otaknya, diperkirakan manusia
jenis ini bukan lagi Pithecanthropus.
Homo
wajakensis
Homo wajakensis adalah fosil manusia purba yang pertama ditemukan di Indonesia. Fosilnya pertama ditemukan oleh insinyur pertambangan Belanda, BD van Rietschoten. Van Rietschoten menemukannya pada 1888-1889 di daerah Wajak, dekat Tulungagung, Jawa Timur pada 1889. Setahun kemudian, Eugène Dubois menemukan fosil kedua di lokasi yang sama. Manusia jenis ini sudah mampu membuat alat-alat dari batu dan tulang. Mereka juga sudah bisa memasak makanannya.
Homo floresiensis
Dikutip dari Encyclopaedia Britannica (2015), pada tahun 2004, kerangka manusia purba berjenis kelamin wanita dan beberapa kerangka lainnya ditemukan di Gua Liang Bua, Flores. Homo floresiensis merupakan keturunan Homo erectus, manusia tegak yang merupakan nenek moyang manusia modern. Manusia purba jenis ini terbilang pendek, dengan tinggi diperkirakan sekitar 100 sentimeter. Tangannya panjang. Kapasitas kepalanya 380 cc, seperti simpanse. Tulangnya rapuh, dengan wajah datar, tidak menonjol.
Manusia purba ini mirip hobbit, ras manusia karangan JRR Tolkien dalam film Lord of the Ring dan The Hobbit. Para ilmuwan menduga Homo floresiensis cebol karena pengaruh lingkungan. Posisi mereka yang terkurung di Pulau Flores selama ribuan tahun membuat keturunan mereka makin lama makin kecil.